Tuesday, April 22, 2014

Interview Gadungan With: Epy Kusnandar


Beberapa waktu yang lalu, gw berkesempatan untuk bertemu dan mewawancarai Epy Kusnandar. Buat yang belum tau siapa itu Epy Kusnandar, beliau adalah seorang aktor kelahiran 14 mei 1964 yang kerap membintangi beberapa iklan (Iklan Rokok yang gw lupa namanya, terus iklan M-150 yang susunya bisa gerak2), beberapa sinetron (Kejar Kusnadi, Suami-Suami Takut Istri), dan beberapa film layar lebar (Takut: Faces of Fears di segment 'Paper', The ABC's of Death di segment 'L For Libido', V/H/S 2 di segment 'Safe Haven', dan Killers yang baru sajar rilis 6 februari kemarin). Tertarik untuk mengetahui om Epy Kusnandar lebih dalam? Ayok baca interviewnya!


TS: gw
EK: Epy Kusnandar.

TS: Jadi, boleh ga tau gimana om Epy Terjun ke dunia akting?

EK: Pada awalnya saya senang melihat orang yang bergerak-gerak, bergerak-gerak di panggung, kok begitu menariknya gerakan itu.

TS: Umur berapa itu om?

EK: Umur waktu SMA, tapi dari SD saya sudah bergerak-gerak, menirukan Sultan Hasanuddin ketika ada acara pawai anak-anak. Anak-anak suka dijadiin polisi, ya maklum anak-anak suka ditanya apa cita-citanya, yang mau jadi polisi dikasih baju polisi, mau jadi dokter dikasih baju dokter. Nah saya waktu itu cita-citanya mau jadi pahlawan Nasional, saya jadi sultan Hasanuddin waktu itu, dan saya waktu itu berjalan napak tilas, di sepanjang kota garut, bayangkan di garut ada sultan Hassanudin (tertawa). Nah dari situ makin ke SMP makin ke SMA, saya makin senang dengan yang bergerak-gerak di panggung, saya melihat ada acara bina drama TVRI, pengasuhnya itu Ibu Tati Malyati, Bapak Hombing, dan Bapak Pramana Parmodarmaya. Saya terpesona oleh ibu Tati yang articulated: "Para penonton televisi di rumah, sekarang temanya adalah aktor dan tubuhnya. Sebentar lagi saudara Sena akan memperagakan bagaimana hubungan aktor dan tubuhnya." Lalu, saya nanti-nantikan gerakannya, kemudian, muncullah seseorang bernama Sena A. Utoyo, salah satu dosen IKJ. Mulai dari situ saya kejar mas Sena, mulai mencintai  dan mengenal yang namanya akting. Akting itu mulai dari bergerak, dan modalnya hanya tubuh, suara, dan jiwa. 3 unsur itu mesti diasah, dan saya ga bisa mengasahnya sendirian, saya mesti berlari dan bergerak tanpa hambatan batin melalui pikiran dan perasaan, ketemulah saya sama mas Sena, dan ga tiba2 ketemu, saya dilempar ke mas Didi, kemudian sama mas Didi saya dilempar lagi ke mas Sena, terus sama mas Sena dilempar lagi ke mas Didi.

TS: Bisa diceritakan gak gimana debut akting om Epy di layar?

EK: Debut itu terjadi setelah beberapa kali frustasi, difrustasiin orang sih lebih tepatnya. Seperti kata dosen saya Herdin Hidayat yang bilang:" lu ngapain kuliah teater, apa yang lu kejar?","Saya mau jadi aktor kang." jawab saya, "Terus kalau ga jadi aktor gimana?" Pertanyaan itu ga bisa langsung saya jawab, apakah saya gagal? atau ganti profesi, ganti haluan, nyoba jadi dokter, atau jadi tukang becak, atau jadi insinyur. Yang menjadi pemacu saya itu ya penilaian-penilaian orang, sampai akhirnya orang bilang: "Anjing lu, aktor lu", "lu aktor lu anjing." Dari awalnya memang anjing, terus melangkah ke "Anjing apakah ini?" saya kejar terus, itu tanpa terasa, karena oleh perjuangan yang terus menerus, latihan yang terus menerus, akhirnya pertanyaan tadi mulai bisa saya jawab, pertanyaan tadi yang berbunyi: "Kalau kamu ga jadi aktor gimana jadinya?" saya hanya cuma bisa jawab: "Ya selangkah lagi kang, selangkah lagi." selangkah itu entah berapa hari, berapa minggu, berapa bulan, berapa tahun. Ternyata 10 tahun yang akan datang, barulah debut itu datang.

TS: GILA, 10 TAHUN OM?!

EK: Orang bisa menganggap gila, tapi saya sudah merasakan gila 10 tahun itu bagaimana. Bagaimana meyakinkan orang tua yang sering bilang ke saya: "Aduh udahlah, baliklah, ngapain kamu kuliah teater, mending kamu jadi pegawai pabrik sepatu deh di tanggerang, lebih jelas gajinya mingguan." Tapi keinginan saya terus bertolak belakang dengan orang tua. Akhirnya diyakinkannya itu bukan dengan kata2, tapi dengan latihan yang terus menerus, karena ada contoh yang sudah jadi. Saya ambil contoh Didi Petet waktu itu. Didi Petet kok bisa ya , dengan gerakan segitu, honornya segitu (tertawa),

TS: Jadi debut om waktu itu apa om kalau masih ingat?

EK: Saya nongol di layar kaca dulu tahun 1989, diajak oleh studio 17 punya ibu Tati Malyati, tapi yang ngajak anak buahnya. "Wah saya diajak main sinetron!' ucap saya . Ternyata di sinetron itu, di layar cuma nongol jari saya doang.

TS: (Ketawa kenceng)

EK: (Ketawa lebih kenceng), itu debut saya, cuma  nunjukin "DI MANA ORANGNYA?" gitu doang udah. Saya kan udah nunggu2 tuh, latihan setiap hari di panggung, begitu masuk di tv pengen tahu, ternyata jarinya doang yang nongol, ga ngasih tau itu kameramen dan sutradara kalau muka saya ga diambil, itu debut saya.

TS: Jadi saat ini film2 layar lebar apaan aja nih om yang sedang digarap?

EK: Baru2 ini saya ada proyek rahasia  bersama salah satu sutradara kontroversial, rencananya cuma 15 hari shoting, tapi karena temanya ini masih agak kontroversial dan dapat hambatan dari berbagai pihak, saya belum bisa bicara banyak. Tapi kalau mau yang langsung ditonton saat ini, ada Killers dan The Raid 2.

TS: Ngomong2, saya sangat tergila2 dengan peran om Epy sebagai pemimpin jemaat pintu surga dalam Safe Haven, terlebih saat adegan om Epy mengeluarkan cutter, meloncat ke meja dan berteriak: "KAMU TIDAK MAU DENGAR!!!", bisa diceritain ga gimana om mendalami peran itu?

EK: Sebenarnya sutradaranya bilang ke saya: "Ini mas Epy, peran ini pas buat kamu, kamu ini memerankan kepala sekte yang sangat kebapakan, sangat penuh kasih sayang, tapi yang akan ditampilkan di akhirnya, di balik semua itu, ada keiblisannya." Nah itu, di saat megang cutter itu, batasan antara baik dan buruk itu, sudah melebur, cukup dengan menyanyikan lagu pelangi, nananana nanana nanana (mengguman nada lagu pelangi)

TS:  "YANG DITUNGGU-TUNGGU, TELAAAAH DATAAAAANG" (Nyanyi)

EK: Ternyata kamu hebat ya, bisa hapal lagunya.

TS: Btw saat om bermain di L For Libido. itu adegan (maafkan pertanyaan gw guys, tapi gw penasaran) mengocoknya itu beneran atau gaya2an kalo boleh tahu?

EK: Waktu begini-begininya? (menirukan adegan masturbasi di L For Libido), yah masa beneran, enggalah. Itu proses latihannya yang beneran, bagaimana mengeluarkan air mani dengan beralasan, tidak hanya sekedar mengeluarkan air mani dengan sabun bermerk mahal, tapi imajinasinya yang mesti saya latihkan lagi. Gila ya kamu tontonannya Libido.

TS: Padahal menurut saya, om Epy adalah salah satu aktor Indonesia yang benar2 berkualitas, tapi kenapa saya jarang melihat om di bioskop? (Selain film2 yang saya sebutkan tadi)

EK: Karena wajah saya ga laku di bioskop, yang laku di bioskop itu yang ganteng, yang atletis, yang bisa dijual kemasannya. Kalau saya termasuk star character, bintang yang berkarakter, yang lahir dari proses keaktoran, yang ga ngandelin fisik. 

TS: Ini yang terakhir nih om, adakah pesan2 dan tips untuk pembaca KFG yang ingin terjun ke dunia seni peran?

EK: Buat temen2 yang berminat dan berbakat untuk menjadi aktor, jangan malas membaca, karena aktor harus membaca apa saja. Kemudian berlatih, karena adegan sekecil apapun tanpa dilatih sebanyak apapun, adegan itu tidak akan jadi apa2. Jadi jangan bosan dengan yang namanya latihan. Jangan dengarkan  apa kata orang kalau mereka bilang kamu ga bisa jadi aktor, tapi kalau kamu pengen ngebuktiin kalau kamu cinta dengan akting, maka nantinya Tuhan yang akan menuntun. Jadi nanti kamu bisa membedakan mana aktor mana. Kalau aktor itu kuat, kalau astor itu rapuh. Kalau mau jadi aktor, sekalianlah jadi aktor, jangan jadi astor. 

TS: Terima kasih om  atas waktunya.

4 comments:

  1. gila lu, segala nanya adegan ngocoknya beneran apa kagak wkwkwkwkwk
    sama sihh gue jg penasaran hehehehehe

    ReplyDelete
  2. "Kalau aktor itu kuat, kalau astor itu rapuh. Kalau mau jadi aktor, sekalianlah jadi aktor, jangan jadi astor" THX BGT Y MZ *terharu* *mata sembab* *bendungan katulampa jebol*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bendungan Katulampa apa Bendungan Robi?

      Delete
    2. Moga-moga bendungannya Robi gak jebol ya, gue udah keburu males bayanginnya duluan.

      Delete