Thursday, January 10, 2013

Akira (1982-1990) Review.


Entah gw ini lagi kurang kerjaan ato apa sampe saking bosennya ngereview film, gw malah mau nyoba ngereview manga. Dan sebelum lu baca tulisan gw yang makin lama makin absurd ini, pernah gak lu sekali aja bikin pertanyaan buat diri lu sendiri kalo lu sering/suka baca manga, "sebenarnya apa sih yang gw cari dari manga." Lucu2an? drama? action nan stylish? adventure? from zero to hero? hentai? Kalo lu tanya ke gw, Manga favorit gw apaan? terlepas dari Bleach yang ceritanya sudah makin ga jelas kekaruan, Slam Dunk yang lucu tapi mainstream, Monster yang tegangnya engga habis2.  Maka mulut gw pun langsung gatal dan bakal langsung ngerekomendasiin lu buat ngebaca Akira.  Buat gw, Akira itu bukan cuman manga 6 volume yang bakal lu baca, terus bakal lu lupain, Akira itu manga visioner terbitan lawas yang ngebikin gw sebagai seorang pembaca manga di taon 2012 kemaren dibikin tegang walopun ini manga udah 30 tahun umurnya, serius men, Akira itu kayak 2001: A Space Odyssey #KubrickFanboy



Alkisah di tahun 1992, sebuah ledakan nuklir raksasa menghancurkan Tokyo dan kejadian itu memulai perang dunia ketiga.  Cerita pun langsung loncat ke tahun 2019 di Neo Tokyo, dimana Neo-Tokyo itu dipenuhi oleh para organisasi anti pemerintah, geng2 anak-masa-depan-suram, terorisme, dan kekerasan dimana2, ya, ibaratnya Neo-Tokyo udah seperti dunia distopia yang bener2 buruk.  Di suatu malam, Tetsuo Shima, anggota geng kapsul yang di pimpim oleh Shotaro Kaneda, sedang gowes kebut2an dan tiba2 menabrak seorang midget yang entitasnya random, bukannya itu midget mati, yang ada malah motornya si Tetsuo meledak.


Kaneda pun kaget ngeliat itu midget cebol keriput mengihlang ibarat Ony Syahrial yang bisa menghilang di tv series legenda Tuyul dan mbak yul.  Membuat keributan, Kaneda DKK pun kepergok sama pasukan yang sedang patroli disekitaran situ:


Cerita pun makin berkembang ketika ternyata diketauhi bahwa Tetsuo, setelah mengalami kejadian tabrakan itu, tiba2 mendapatkan kekuatan telekenis yang sangat kuat:


Dan mulai dari situ, cerita makin berkembang dan makin melebar, Kaneda, yang waktu itu masih dikejar2 oleh seorang Jendral karena terlibat dengan teroris pun mendapati bahwa Tetsuo menggunakan kekuatannya dengan semena2 dan membunuh beberapa orang anggota geng motor yang lain. Kaneda pun mau tidak mau melakukan aliansi dengan geng motor lain untuk menghentikan Tetsuo.


Ngebaca Akira itu rasanya kayak lu ngebaca Blade Runner, Terminator, dan A Clockwork Orang yang dijejelin 1 dan dijadiin manga. Artnya disini bener2 gokil dan bener2 nunjukin esensi cyberpunk sebenarnya, ceritanya itu awesome, dan story-telling dan pengenalan karakter2nya yang kompleks dan keren2 bakal lu temuin disini. Banyak amat memorable scene yang sering gw dapati di Akira, nih salah 1 contohnya, pas si Kaneda mau nembak Tetsuo di buku pertama, ini mungkin semi-spoiler, tapi ga terlalu berat sih, karena cerita di Akira tuh ga cuman konflik antara Tetsuo dan Kaneda aja, masih banyak sub-plot yang bercabang di manga yang sempat dikatakan Masashi Kishimoto sebagai insiprasinya ngebikin Naruto:


Otomo sensei harus gw berikan infinity-applause yang gak habis2 karena dia ngebikin Akira itu sebagai manga yang paling catchy buat dibaca dan memiliki karakter2 awesome yang awesomenya kagak ketulungan. Kalo ditanya siapa karakter manga favorit gw sepanjang masa, maka Shotaro Kaneda itu berada di posisi ke.1 dan Tomodachi serta Sakuragi Hanamichi berada di posisi kedua dan ketiga. Shotaro Kaneda itu digambarin sebagai orang yang setengah2 dan abu2, grey-area manga character lah, Di satu sisi kita dibikin Otomo ngeliat Kaneda itu sebagai seorang protagonist yang malah terlihat sebagai antagonist, mirip kayak Alex DeLarge, jahat iya jahat, tapi Shotaro Kaneda juga digambarin Otomo sebagai seorang karakter yang setia kawan, dan sekalinya baik, dia beneran baik.  Tengok lagi scene diatas, dimana Kaneda, yang bisa dibilang masih manusia biasa, nekat melawan Tetsuo yang memiliki kemampuan teleknis yang berbahaya. Dengan sebuah pistol, dia nekat nembak Tetsuo yang level kekuatannya berbeda jauh, kenapa? karena Shotaro Kaneda itu tipikal manusia yang beraksi duluan, mikir belakangan, dia ga takut ngadepin siapapun, bahkan setan pun pasti bakal berani dia lawan kalo itu ngancem temen2nya, Shotaro Kaneda itu karakter paling berani yang pernah gw temuin, karakter yang merepresentasikan kebaikan dan kebobrokan moral yang simultan, Kaneda itu tipikal asshole ter-awesome yang pernah gw temui, serius.


Dan ga cuman karakter dan ceritanya doang yang bakal bikin lu terkesima, background di Akira itu bakalan ngebikin mulut lu nganga pas ngeliat sebuah kota Cyberpunk yang Pop-Culturenya bener2 berasa futuristis dan visioner



Pas ngeliat dunia distopia beginian, hal yang muncul pertama kali dalam benak lu, mungkin lu akan berasa homeless, karena Akira itu maksa lu untuk ngeliat suatu satirisasi terselubung terhadap pemerintah jaman sekarang yang hipokritnya bukan main dan sangat individualis ala kucing garong. Pemerintahnya kemana? moralitasnya kemana? aturannya mana? Akira itu ga punya pemerintah, ga punya moral, dan ga punya aturan. Akira itu kritik, kritik yang menggambarkan dunia kita sekarang yang hancurnya bukan main, dunia yang hancur karena pemerintah sudah don't give fuckin care terhadap society yang makin lama makin merosot moralnya dan rusak, Akira itu, suatu wujud ketidakpedulian berbentuk manga berjumlah 6 volume yang isinya nyeritain kerakusan, kemunafikan, dan lain2 dan disamarkan dalam bentuk sci-fi dystopian cyberpunk yang klasik, dan gw masih ga ngerti apa yang sebenarnya gw tulis, gw kerasukan Tetsuo kali ye.



Akira itu wajib baca, jangan elu habis panjang2 ngebaca review gw lu malah ngelupain manga epik ini, baca di mangafox banyak, ato donlod di torrent kek, go on, read it.  Tapi after all, Akira ujung2nya tetep jadi manga favorit gw sepanjang masa yang berada di posisi ke dua, nomor satunya? hehehe, nomor satunya masih tetep 20th Century Boys tuh.

Racun....

PS: nantikan review 20th Century Boys gw ya, tunggu gw mandek ga bisa nulis resensi film.

1 comment: