Monday, June 23, 2014

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014) Review


Sepak bola. Tema olahraga yang sering dijadikan ide film oleh filmmaker bangsa kita tercinta. Premise yang disajikan pun sudah kita denger berkali-kali: From Zero to Hero dengan embel-embel kisah nyata yang endingnya kalo gak juara ya kalah terhormat. Diantara film Indonesia bertema sepak bola pun, yang paling gua suka cuma tendangan dari langit sama hari ini pasti menang. Lantas, bagaimana kualitas cahaya dari timur? apakah akan terlalu datar seperti dwilogi garuda di dadaku? atau bakal menjadi sajian yang bagus (walaupun klise) seperti tendangan dari langit? Cekidot.

Bagi cowok yang nge-fans sama Laudya Chintya Bella, silahkan membenci orang ini
Sinopsis:
Berlatar ketika konflik SARA di Maluku. Film ini berdasarkan cerita kisah nyata seorang Sani Tewainella (Chicco Jericho) Seorang Tulehu yang berprofesi sebagai tukang ojek dan dulu sempat menjadi pemain bola junior. Setelah gagal menyelamatkan seorang bocah yang sedang menonton kerusuhan, Sani mengajak anak-anak untuk berlatih bola. Tujuannya agar anak-anak sibuk berlatih bola ketika kerusuhan terjadi. Tapi, akhirnya sani menyadari bahwa melatih anak-anak bermain bola tidak hanya membuat mereka mendapat kehidupan yang lebih baik. Lewat sepak bola Sani bisa menyatukan seluruh Maluku agar tidak terjadi konflik lagi.
Disini ada 2 pemain timnas loh.. Ada yang tau?
Review:
Dilihat dari sinopsisnya CDT ini tuh mirip-mirip film Invictusnya Clint Eastwood. Bedanya Invictus menyatukan sebuah negara CDT itu menyatukan sebuah wilayah. Sutradara Angga Sasongko berhasil membuat film drama olahraga berlatar konflik SARA ini menjadi begitu menarik dan seru umtuk ditonton. Pengambilan gambar Malukunya pun keren banget kayak foto-foto instagram. Dan dilihat dari pengambilan gambar pertandingan sepak bolanya sutradara mungkin lebih mengedepankan unsur konflik setiap karakternya daripada pertandingan sepak bolanya. Bisa dilihat bagaimana pertandingan di film CDT seperti menonton highlightnya doang ketimbang pertandingan yang seru dan dramatis. Walaupun sudah ketebak ending filmnya, itu sudah gak penting lagi. Yang paling penting adalah bagaimana sang sutradara membangun cerita sampai keendingnya dan sutradara Angga Sasongko berhasil melakukannya. Untuk aktingnya si Chicco Jericho berhasil menunjukan kharisma seorang pelatih berwibawa layaknya Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, Pep Guardiola, David Moyes *eh.

Overall, Ini seperti film Invictus dengan skala yang lebih kecil. Seorang pelatih yang mencoba menyatukan suatu wilayah yang terkena konflik SARA lewat olahraga mungkin terdengar klise. Tapi, luangkan lah waktu kalian menonton film yang inspiratif ini sebelum turun layar (giliran film Indo yang bagus turun layarnya lebih cepet dari gua gebet cewek. Sumpah).

Rate: 7,8


0 comments:

Post a Comment