Thursday, May 8, 2014

The Amazing Spider-Man 2 (2014) Review



Jadi kemarin pada akhirnya gue berkesempatan juga nonton The Amazing Spider-Man 2 di bioskop. Sejak gue 6 tahun gue udah ngefans banget sama manusia laba-laba ini, gue ngikutin pahlawan ini dari semua continuity-nya mau itu versi Earth-616 atau yang Ultimate Universe. Sejak reboot Spider-man gue agak merasa disconnected sama pahlawan ini, mungkin karena gue besar sama trilogynya Raimi sih, tapi The Amazing Spider-Man (2012) lumayan bagus bagi gue. Nah sekarang sekuelnya muncul, bagaimanakah film kedua reboot spiderman ini dimata fansnya?



Inilah zaman dimana film-film blockbuster menyerang bioskop secara bertubi-tubi pas bulan Mei-Juli. Dimana dalam industri film semua bersaing demi meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan keluaran film penuh CGI setiap tahun-tahun dan tahun berikutnya.. Film superhero megabudget ngebikin semua saingannya pada kebirit lari, kapitalisme telah membuat film bukan lagi sebagai medium seni, tetapi hanya sebagai hiburan enteng belaka. Tapi disini gue bukan mau berdebat soal kapitalisme, gue disini mau bicarain The Amazing Spider-man 2. Sang manusia laba-laba yang menjadi korban hollywood yang kehilangan arah dan yang sekarang penuh adaptasi-adaptasian novel 'young adult' bestseller & blockbuster cemen..

Studio semua berpikiran profit oriented, dan melupakan para fans. Gue bisa perkirakan begini deh di pikiran wiseguys di studio "Persetan dengan canon, persetan dengan fans, persetan dengan continuity, yang penting kita untung! muahaha!" Keegoisan ini bisa kita liat dari Sony-Fox-Disney dengan franchise superhero multimiliar mereka masing masing. Demi keuntungan, mereka tidak melakukan merger dan ngebikin SATU UNIVERSE MARVEL! Damn. padahal kita pengen banget liat X-Men, Avengers, dan Spider-man dalam satu kelangsungan otentik!


Screw this hollywood deal. I'm gonna be a fireman.

hueh, sori gue curcol bentar tadi diatas. Sekarang mari lanjut ke resensi;

Film dibuka dengan adegan orangtua Peter Parker, Richard Parker (Campbell Scott) dan Mary Parker (Embeth Davitdz) di pesawat terbang. Seperti yang kalian ketahui dari dulu, orangtua peter meninggal dalam kecelakan pesawat, so yeah, there's that. Lalu langsung switch ke modern day dimana ada jagoan kita Peter Parker (Andrew Garfield) dengan masalah kehidupan pelik remaja sehari-hari ditambah tugas dia sebagai superhero yang menumpas kejahatan. Dan kebetulan pas dia kejar kejaran sama perampok, wisuda dia juga lagi berlangsung! Isn't that great?? Anyways ceritanya Peter baru putus sama Gwen Stacy (Mantan Gue) dan kawan lamanya, Harry Osborn (Dane DeHaan) baru balik ke New York dan penyakitan. Ditambah lagi masalah baru si Jamie Foxx yang kesetrum dan berubah jadi manusia listrik "Electro". Sekali lagi Peter Parker harus menyeimbangkan kehidupan day-to-day teenage life dia dengan kehidupan pahlawan bertopeng Spider-Man.



mengapa kau lebih memilih pria ini daripada diriku Emma?? padahal dia cuma Spiderman doang dan gue ini blogger!

Gini deh, coba andaikan film ini di kepala kalian tanpa CGI gokilnya, tanpa superpower dan adegan action bombastisnya, fokus ke cerita konflik keseharian Peter.. Dapetnya film berdurasi 80 menit yang sama sedih, sama lucu, dan sama eloknya dengan film yang asli kan? Persis! tepat sekali, film ini sebenernya komedi romantis, cuman spiderman ini elemen latar belakangnya.. Ini adalah 500 Days of Summer versi Superhero.

yep guys, there I said it, The Amazing- Spider-Man 2 adalah love-fest antara Andrew Garfield dengan mantan gue, dimana dua sejoli yang masih saling  mencinta ini bersiap menghadapi perpisahan jalan hidup, Gwen dapat beasiswa ke Inggris, sementara Peter adalah superhero, apakah mereka rela LDR? aduh tegang! 

alasan utama gue nonton TASM2

Apakah love-fest ini jelek? sama sekali tidak! love-fest ini menghibur, lucu, dan romantis. Jadi The Amazing Spider-Man ini gue recommend banget buat tontonan para couples nih hehe.. walau akhirannya... #ahsudahlah. Kekuatan film ini yang utama terletak pada kedua plotline utama, soal jati diri sebagai superhero melawan Electro, dan soal relationship Peter-Gwen. Subplot Harry Osborn, misteri orangtua, hantu mertua sih menurut gue adalah subplot gapenting yang sebetulnya gaperlu dimasukin sama Marc Webb. 

Walau sebenernya harusnya ada satu elemen plot yang semestinya di sorot lebih dalam, yaitu hubungan Peter dengan Bibi May (Sally Field). Ada satu adegan konflik mereka berdua dimana Bibi May menghadapkann identitas nya sebagai "Ibu" dengan begitu mulia. Adegan itu begitu ngena ke gue, sampe air mata gue tercurai, Adegan itu kurang dari semenit, tapi begitu indah, sedih, dan mengharukan. Adegan paling emosional dari franchise ini. Kudos to you aunt Sally Field! That's an award winning performance right there!

Film ini menghibur, guilty pleasure buat gue. Tapi ada beberapa hal di film ini yang bener bener gue ga suka. lebih tepatnya ada 2 hal;


1. Harry Osborn

oh god! plis deh seseoang tolong cukur rambut emo dia itu! that is so 2007!
Siapa sangka hal yang paling gue demen di trilogi Sam Raimi malah jadi hal yang gue benci di trilogi reboot. Harry Osborn. Putra milyuner Norman Osborn, sahabat Peter Parker, Green Goblin, menjadi sebuah afterthought buat Trilogi reboot. Wataknya jelek, ga ada chemistry, rambutnya parah, perilakunya buset seperti bocah emo baru akil balik. Sepertinya Marc Webb emang berencana bikin Harry Osborn jadi karakter antagonis sejak awal, that's fine by me. Tapi yang menjadi masalah adalah bagaimana dia menjadi sebuah afterthought. Like, the story could go on without him ever appearing! Harry Osborn menjadi siksaan bagi gue, ngeliat dia selalu ngomel, bikin gue sebel.

Hal yang bagus di Spidermannya Sam Raimi, adalah bagaimana dia membuat Harry Osborn (Yang kala itu diperani oleh James Franco) begitu kharismatik. Karakter utama handal, likeable, yang kerasa banget koneksi dia dengan Peter Parker. Harry dan Peter punya hubungan yang rumit, rivalitas dalam persahabatan, mereka teman hidup, namun saling merasa sangsi satu sama lain, Harry yang sebal dengan kejeniusan Peter dan perhatian Ayahnya, Peter yang cemburu terhadap Harry oleh karena kekayaan dan ketampanannya. Mereka juga terlibat cinta segitiga rumit dengan Mary Jane, saling tikung menikung, konflik hebat yang buildup sepanjang 3 film hingga akhirnya mereka bermusuhan Peter Spiderman dan Harry Green Goblin.
Tapi di seri reboot... ya ampun Harry mengecewakan banget deh. Sama sekali ga ada chemistry dengan lain, ga ada yang bikin penonton tertarik dan peduli sama Harry, Entah karena eksekusi Dane DeHaan yang buruk, direksi Marc Webb yang salah, atau karena faktor bukan James Franco, Harry Osborn sucks!




2. Dubstep


Tolonglah sesorang jelaskan pada saya, kerasukan apa Marc Webb saat dia memutuskan memasukan dubstep ke film ini....

Seakan-akan saat Max Dillon bertransformasi menjadi Electro, dia juga seketika itu juga menjadi komposer musik dubstep. Maksud gue serius, tiap kali electro nyamber, ada bassdrop. Tiap kali electro ngeledakkin sesuatu, bassdrop. Yang paling parah itu di adegan power grid. aduh, si Electro sekalian nyetrum spiderman langsung ngemix lagu dubstep disitu.

Apabila ledakan elektromagnetik terjadi, gue meragukan banget suaranya bakal seperti bassdrop. Gue ga suka dubstep. Dubstep digunakan pengganti sound effect ledakan itu penghinaan banget! I dunno mungkin ada seseorang yang demen dubstep dan suka kalo tiap kali ada yang meledak muncul bunyi-bunyian bassdrop suka?  suka? okedeh, kalo gue benci banget malah.





Overall, selain beberapa hal yang parah diatas, The Amazing Spider-Man adalah film yang cukup menghibur. Cuma jangan harap ceritanya bakal immersive ya guys.



10 comments:

  1. Komen ente ampir semuanya negatip broo..
    Seharusnya ente baca dulu komiknya bro, atau nonton kartunnya..
    Nah kalo emg ente penggemar sejati superhero yg satu ini, ente pasti tau kenapa film ini di remake?!
    Dan kalo ente ngikutin komik ato kartunnya ente juga pasti tau kenapa versi remakenya berbeda jauh..

    Satu lg bro, menurut ane sih marc webb udah bagus bgt ngebumbuin TASM..
    Kalo ente gasuka Seharusnya jgn nonton broo.. Atau mungkin di TASM Berikutnya ente bisa menggantikan marc webb dengan ide2 yg lebih briliant? Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. masbero, ane ngikutin komik spiderman dari Earth-616 orisinilnya Stan Lee & Steve Ditko, sampe multiverse spinoff kayak Ultimate Universe Earth-1610, Earth-928, sampe Earth-265.

      Seri Film-film Spiderman di layar lebar mengadaptasi kontinuitas non canon diluar semesta terbitan marvel manapun.

      Gimana ceritanya bisa gasuka kalo belum pernah nonton? Emang ada yang langsung gasuka walau belom nonton? Itu diskriminasi namanya mas. Justru setelah nonton kita baru bisa memberi feedback baik itu positif atau negatif.

      tulisan ane ga hampir semuanya negatif tuh, bahkan ada yang luar biasa memuji. Final verdictnya above average pula ._.

      Jadi saya bingung nih. Sebenernya maksud dari komen agan apa sih??? ._.

      Delete
  2. Gue tetep suka versi Sam Raimi, gak pernah merasakan chemistry (?) sama versi Webb, wkwk.
    Apalagi Spidey versi Garfield gak kerasa geeknya dibandingkan versi Tobey Maguire.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyasih. Andrew Garfield terlalu tampan soalnya. Ga terlalu cocok jadi geek.

      Delete
    2. Hmm.. Sebenernya maksud kalian mungkin "nerd".. Soalnya si Andrew Garfield lebih "geek" ..

      Delete
  3. mungkin mestinya judulnya : 500 spider-days of summer

    ReplyDelete
  4. gan, pinjem "dubstep django"nya ya, hahaha.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Suka gak suka terserah oranglah, mau review bagus atau ngak terserah yg pnya blog, emang smua org pnya pndapat sama? toh dia ksih nilai 7/10


    reviewer blog mw coba digantiin sama marc webb?

    ReplyDelete