Thursday, February 6, 2014

Killers (2014) Review.


OH TUHAAAAAAN, SAYA MASIH BELUM BISA PERCAYA DENGAN APA YANG BARU SAJA SAYA RASAKAN DI SILVER SCREEN BARUSAN. DEMI TUHAN, KILLERS BENAR-BENAR MEMBUAT SAYA MENGGILA SETELAH FILMNYA BERAKHIR, GYAAAAA!!! 
*review fanboy mode on*


Bayu (Oka Antara) adalah seorang jurnalis yang hidupnya sedang dilanda kesengsaraan. Sementara Nomura (Kazuki Kitamura) adalah seorang eksekutif muda merangkap serial killer yang gemar membunuh, lalu menampilkan hasil rekaman pembunuhan yang dilakukannya ke internet. Bayu, yang melihat video buatan Nomura kemudian mulai membuat video serupa dan mengunggahnya ke internet. Ikatan yang mematikan pun memulai terjalin di antara keduanya.


Setelah 4 tahun yang lalu Mo Brothers membuat saya terpukau lewat RUMAH DARA, kini mereka lagi-lagi membuat saya menganga sambil menggelinjang kesenangan seperti wanita yang di 'fingering' saat saya menonton KILLERS. Bukannya berlebihan, tapi Killers benar-benar memenuhi dan memuaskan ekspektasi saya selama 4 bulan belakangan ini, ciyus.

Alur ceritanya digarap secara total dan jauh lebih dewasa ketimbang karya mereka sebelumnya. Cerita Bayu dan Nomura digarap secara well made, sehingga sub-plot yang ada di Killers tidak terasa dragging dan maksa. Pace ceritanya berjalan lambat, setiap detiknya memang tidak diisi dengan adegan yang membuat penontonnya sport jantung seperti film-film Mo Brothers sebelumnya (Rumah Dara, L for Libido, Safe Haven), adegan kekerasannya juga memang tidak sekeras Rumah Dara, tapi percayalah, semakin anda terhanyut dalam penceritaanya, Killers akan membuat anda menggila saat ia menampakan wajah aslinya.


Look at you, look at you.....SAKIT LU!
Adegan actionnya benar-benar fantastis. Bila aksi pembunuhan yang dilakukan Nomura itu rapi dan dingin, maka aksi pembunuhan yang dilakukan Bayu itu sangatlah rusuh dan gila. Adegan konfrontasi Bayu dengan supir taksi di tengah lapangan kosong membuat saya tepuk tangan kayak monyet. Saking indahnya umpatan-umpatan seperti "MATI LU ANJING, MATI LU ANJING!!" atau "BANGSAAAAAAAAAT" yang diteriakan para pemainnya di dalam taksi, umpatan-umpatan itu akhirnya terdengar persis seperti indahnya melodi yang dihasilkan Bohemian Rhapsody-nya Queen atau Paranoid Android-nya Radiohead.  Saya yang sudah terbiasa memaki dengan bahasa inggris akhirnya jadi rindu mengumpat dalam bahasa Indonesia. Oh, dan adegan hotel? dude, it's fucking awesome, lewat adegan itu, Mo Brothers berhasil membuat penonton merasa tersudut dan ketakutan seperti apa yang dilakukan Harakiri-nya Masaki Kobayashi 52 tahun silam.

Akting? kudos untuk semua pemainnya, terlebih lagi untuk Oka Antara yang sudah memberikan performa tergilanya. Bila Oka Antara selalu membuat saya mengantuk lewat FTV pantai yang sering tayang siang-siang di S-SHIT-TV. Maka lewat Killers, Oka Antara menunjukan totalitas aktingnya yang memukau, dan membuat nama Oka Antara layak disejajarkan dengan aktor berbakat Indonesia yang lainnya. Meskipun terkadang saya ingin memotong sebagian sub-plot yang dihadirkan dalam film ini (karena ingin cepat-cepat melihat adegan actionnya), tapi lewat sub-plot yang dihadirkan, karakter Bayu dan Nomura tereksplor dan terdevelop dengan baik, sehingga meskipun sebagian penonton dibuat jenuh karena sub-plotnya, pada akhirnya penonton akan peduli dengan nasib kedua karakter utamanya, serusak apapun moral dan sifatnya.


Yang membuat Killers menjadi karya sinematis yang hebat bukan hanya karena teknik, action, atau akting belaka, tapi kritik sosial yang Mo Brothers tempatkan di akhir cerita. SPOILER ALERT, READ AT YOUR OWN RISK, YOU'VE BEEN WARNED: Saya sangat menyukai bagaimana cara Mo Brothers menyamarkan kondisi masyarakat Indonesia sekarang lewat karakter bocah HP. Ketimbang menolong orang yang terkena musibah (ditabrak motor misalnya), banyak dari kita malah lebih memilih untuk menyaksikan kejadian itu saja, dan tak melakukan perbuatan apapun untuk menolong sang korban. Kita lebih memilih untuk menyaksikan, dan malah mungkin menikmati penderitaan orang lain. Jadi apa yang membedakan kita dengan karakter Bayu dan Nomura? tidak ada, toh kita semua memang menikmati kekerasan dan penderitaan yang dirasakan orang lain, seperti kalimat tagline yang ada di posternya: "Inside us lives a killer." Overall, film ini juara.


PS: Yang membuat gw ngeberi Killers nilai 9 karena gw pernah ngerasain gimana rasanya ga ada yang nolong lu kalo lu kecelakaan, kejadiannya pernah gw tulis di blog pribadi gw, nih linknya kalo mau baca, peace :D

8 comments:

  1. Adegan di taksi emang bangsat! keren banget apalgi pas cuma diliatin taksinya sama keliatan ada letusan di dalemnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang gw masih bingung, itu mas2 yang duduk di belakang udah masukin itunya apa belum ya?? Okanya merintih gitu, jangan2 udah dimasukin??

      Delete
  2. Ne film bikin gw addict pengen trus n trus nntn, dah 2 kali bolak balik ke bioskop cman pengen liat aksi brutal bayu n super sadisnya nomura....jadi penasaran gmana versi jepang n internasionalnya yg katanya no sensor itu.....ciyus dech thumps up!!!

    ReplyDelete
  3. enak banget gan bisa nonton di bioskop, di jakarta harus punya ktp dulu :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah saya lebih kasian lagi, bioskop kata saya malah udah dua minggu lebih belum nayangin ini film. :(

      Delete
    2. Yang sabar ya bro, kalo situ sabar, seandainya ga tayang2, nanti Tuhan pasti akan menunjukan kuasanya lewat rilisan Killers versi brrip koka *pukpuk

      Delete
  4. pengen bgt ntn dr dlu.. Mo Brothers jaminan mutu, tp kesel sekesel2 nya, Killer gk dpt jatah di bioskop sini. Damn

    ReplyDelete