Saturday, February 28, 2015

Kapan Kawin? (2015) Review


Well, bisa dibilang, pertanyaan “kapan kawin?” itu adalah salah satu pertanyaan basa-basi yang paling nyebelin, bikin eneg plus memuakkan bagi sebagian orang yang umurnya udah masuk rata-rata usia yang matang untuk menikah dan emang kebetulan belum punya pasangan. Apalagi hal itu biasanya selalu dilontarkan kalangan keluarga macem para om dan tante dengan tingkat rumpi yang lumayan nggilani. Namun gimana kalo misalnya yang cerewet dan berasa super ribet itu orang tua sendiri? Hal inilah yang jadi tema cerita dari film Kapan Kawin? ini.


Film yang disutradarai Ody C. Harahap ini berkisah tentang Dinda atau kerap dipanggil Didi (Adinia Wirasti), seorang general manager sebuah hotel yang sebenernya cantik, punya karier mentereng dan cerdas pula. Namun sampai ia berumur 33 tahun, Dinda masih belum juga menikah. Bahkan di hari ulang tahunnya, orang tuanya yaitu Gatot (Adi Kurdi) dan Dewi (Ivanka Suwandi) yang tinggal di Yogyakarta bahkan meneror Dinda untuk membawa calon suami saat menghadiri acara ulang tahun pernikahan kedua orang tua Dinda.

Karena udah mulai putus asa, atas saran temennya, Dinda pun akhirnya menyewa seorang seniman jalanan yang idealis bernama Satrio (Reza Rahadian) untuk berpura-pura menjadi kekasihnya di depan orang tuanya sendiri. Satrio yang nyeleneh dan free-spirited ini saking idealisnya, bahkan nganggep dirinya berada di level yang jauh di atas artis-artis sinetron.


Permasalahan yang dialami Dinda pun gak berhenti sampai disitu. Dia juga harus berhadapan dengan kakaknya yaitu Nadia (Feby Febiola) dan kakak iparnya yaitu Jerry (Erwin Sutodihardjo), dimana mereka bertiga sempat mengalami permasalahan di masa lalu.

Gue merasa film Kapan Kawin? ini merupakan semacam sindiran bagi dunia sinetron dan ftv di Indonesia. Dari plot yang ala-ala ftv, setting tempatnya si Yogyakarta yang notabene lokasi langganan shooting ftv, sindiran-sindirannya Satrio terhadap artis-artis sinetron, membuat film ini ternyata jadi diem-diem badass.


Lo gak usah berpikir keras selama nonton film ini, dan gue yakin kalian semua udah tau klimaks dan ending macem apaan yang bakal muncul di film rom-com ini. Sandiwara Dinda-Satrio akan terbongkar, namun akhirnya berujung happy ending. Tapi di balik plot yang terasa biasa dan mudah ditebak ini, tersimpan banyak nilai plus di film ini. Sangat melegakan ketika mengetahui bahwa tidak ada plot hole di film ini dan porsi subplot-subplot yang saling mengisi satu sama lain pun terasa pas. Namun gue pribadi ngerasa kalo seharusnya subplot tentang Dinda-Nadia-Jerry itu harus diberi semacam tambahan porsi cerita untuk memperkokoh cerita subplotnya ini. And yes, teks pas bagian Satrio nyanyiin lagu buat Dinda itu rada gak perlu kok sebenernya.

            
Dari segi sinematografi dan visual, mata serasa dibikin adem sama pemandangan kota Yogyakarta yang disorot secara apik di film ini. Dan untuk soal acting, gue bener-bener pengen kasih apresiasi setinggi-tingginya buat mz-mz yang sukses bikin gue selalu klepek-klepek bernama Reza Rahadian dan cewek super sexy bernama Adinia Wirasti. Lo mau tau kenapa film ini worth watching? Yup, karena acting mereka berdua yang kece dan sangat meyakinkan. Reza Rahadian dan Adinia Wirasti membuat plot film ini seolah-olah menjadi istimewa berkat acting mereka.


Yang gue gak sangka-sangka, ternyata Reza Rahadian bisa kocak gak ketulungan di film ini, scene dimana Dinda dan Satrio dinner pertama kali bareng kedua orang tuanya Dinda itu bener-bener lawak banget! Gue ngakak sampe geli banget hadeuuuh. Menurut gue sih ini bener-bener ngebuktiin kalo Reza Rahadian itu termasuk aktor yang bisa mainin peran apa aja. Really can’t wait to see him again on his new movie

Dan buat Adinia Wirasti, acting dia sebagai Dinda yang rela berkorban apa aja buat kesenangan orang tuanya dan cenderung selalu mengesampingkan keinginannya sendiri terasa begitu meyakinkan, bahkan pas gue nonton kemarin, ada suara cowok nangis sesenggukan di kursi paling belakang pas masuk adegan klimaks. Acting Adi Kurdi dan Ivanka Suwandi sebagai orang tua Dinda dan acting pemeran Bendot yang gue lupa nama aslinya siapa, juga gak kalah bagus sama actingnya Reza dan Adinia, sama-sama kocak gak karuan.

Overall, film ini merupakan salah satu film Indonesia yang patut ditonton buat semua orang. Dengan acting para pemainnya yang keren-keren, skenario yang kocak nan apik, membuat film Kapan Kawin? ini menjadi sebuah film rom-com Indonesia yang terasa ringan namun sebenernya berkualitas.


Oh iya, setelah dipostingnya review ini, gue memutuskan untuk vakum sementara dari blog KFG ini. Kenapa gue tiba-tiba mau hiatus gini? Karena gue pengen fokus dan persiapin diri sebaik-baiknya buat UN dan SBMPTN yang bakal berlangsung beberapa bulan kedepan. Jadi kira-kira gue bakal hiatus sampai April-Juni. Dan buat kalian-kalian para anon asefem yang demen nanyain gue kuliah di mana ke asefemnya Timothy, well, gua masih SMA. Iya. Gitudeh.

Doain aja yes gue dapet jurusan dan perguruan tinggi yang gue inginkan. Aamiin. I’ll see you guys later! :)

1 comment:

  1. Temen ku banyak yang belum kawin. Apa perlu rekomendasi nonton ini ya

    ReplyDelete