Pada saat saya memulai tulisan ini, saya sedang duduk sendirian di Excelso Kota Kasablanka, merenung menerawang gelas overpriced milkshake dan juga mangkuk overpriced chicken soup. Mengapa saya mau maunya makan di tempat overpriced begini? Jawabannya adalah karena saya puyeng berat habis selesai nonton The Bag Man. YES. THE BAG MAN. This movie made me quite philosophical.
Cerita dimulai ketika Jack (John Cusack) dan bosnya, Dragna
(Robert De Niro) sedang bercakap-cakap di jet pribadi milik Dragna. Lalu Dragna
menyuruh Jack untuk membawa sebuah tas ke sebuah motel di lokasi terpencil, dan
menunggu kedatangan Dragna di kamar nomor 13. Film ini turut dimeriahkan oleh
seorang germo, seorang cacat ghoib, seorang cabe-cabean, dan 3 sheriff
misterius. That's it, done, I've spoiled the whole movie for you.
Sutradara David Grovic
berhasil menyuguhkan penonton sebuah tontonan 'berbobot' (berbobot =
cerita sederhana tapi konyol, faktap, ga
konsisten, dan sesat.) Biar lebih jelasnya, akan saya deskripsikan begini; *in chronological order
-Adegan 1 adalah adegan Robert de Niro meninju seorang
wanita jelita telak di hidungnya.
-Adegan 2 adalah adegan John Cusack baku tembak dengan
intelijen gundul.
-Adegan 3 adalah adegan perkelahian dalem mobil antara Cabe-cabean,
Si Germo, dan John Cusack, yang turut dimeriahkan oleh keikutsertaan seorang
manusia kerdil yang muncul secara tiba-tiba dari semak-semak.
-Adegan 4 (aduh ini yang bikin gua ngakak parah!) adalah
adegan John Cusack yang menyelinap diam-diam di semak-semak ketika ia terkejut
kakinya tiba-tiba disamber oleh mayat yang bangkit dari kubur.
See what I mean? Ini adalah sebuah film 108 menit tanpa
chemistry, tanpa logika, dan tanpa satupun hal yang bisa bikin gue demen sama
film ini. Pertama lo ngikutin sudut pandang dari protagonis utama yang sama
sekali ga jelas wataknya bagaimana, satu adegan dia ini kesal dan pengen ngusir
si cabe, tapi adegan berikutnya dia justru malah peduli dan mengasihani si cabe.
Kedua, ini semakin diperparah oleh tokoh antagonis yang sesat, si Dragna ini
adalah kombinasi gagal antara Neil McCauley & Travis Bickle. Rencana semula
si Dragna bersosok intelektual badass, jadi kacau balau ketika dieksekusi, pas
awal-awal Dragna ini bos mafia kalem filosofis berideologi amburadul, pas
akhir-akhir si Dragna ini tiba-tiba langsung badass jago tembak seperti
penjahat di film-film James Bond.
Inconsistency tidak sebatas pada kedua karakter sentral ini
saja, yang lain soalnya sama juga. Pas awal si cabe ini berperan wanita lemah
'damsel in distress' trus anehnya menjelang akhir dia langsung jadi femme
fatale seperti Lara Croft di Tomb Raider dan Black Widow di Avengers. Si cacat
ghoib awalnya kan lumpuh dan perlu kursi roda, pas akhir-akhir si cacat ini
bisa berdiri! wtf?????
darisini kita bisa lihat mengapa John Cusack diplot jadi protagonis utama. Wajahnya tak menyiratkan expresi sedikitpun. |
nuff said |
"film apa ini?" ujar seseorang yang duduk
disebelah saya waktu itu, Harus kuakui ini adalah pertanyaan yang sangat baik.
Sayapun bingung ini sebenernya film apaan. Tapi menurut saya ini adalah sebuah
Thriller gagal, tapi komedi sukses. Dan ketika saya selesai menulis review ini, tidak saya sadari 4 jam telah berlalu dan saya telah menghabiskan 4 overpriced milkshake dan 3 overpriced chicken soup. Damn!
Sesat, tetapi cukup menghibur.
0 comments:
Post a Comment