Setelah 49 hari menunggu Django muncul di bioksop Indo, akhirnya tanggal 13 februari kemarin, gw berkesempatan untuk nonton Django Unchained di bioskop 21. Ketinggalan? jelas lah, meanwhile temen2 gw banyak yang udah nonton lewat dvdscr, gw masih tetep sabar dan teguh nungguin ini film nongol di bioskop, why? karena seumur hidup gw belum pernah nonton filmnya Tarantino di bioskop. Gw lahir tahun 97, tahun yang sama pas Jackie Brown rilis, Kill Bill Vol.1 dan 2 rilis gw masih anak kecil yang demen nonton kapten Tsubasa dan Beyblade, mana waktu itu belum ada bioskop lagi di kota gw, dan pas Basterds rilis, gw masih belum melek film. Jadi mungkin ini kesempatan terakhir gw nonton dan menikmati Tarantino movie di bioskop, akankah ekspektasi gw terpenuhi oleh film yang banyak adegan tak terduganya ini? let's check it out!
Menceritakan tentang seorang budak bernama Django (Jamie Foxx) yang dibebaskan oleh Dr. King Schultz (Christoph Waltz), seorang bounty hunter yang menyamar sebagai dokter gigi keliling. Schultz kemudian bersedia membantu Django nyelametin istrinya dari Calvin Candie (Leonardo DiCaprio) dengan syarat, Django harus membantu Schultz memburu para penjahat selama musim dingin, apakah Schultz akan menepati janjinya? akankah Django berhasil nyelametin istrinya dari tangan Candie? Kehidupan, kebebasan, balas dendam, dan darah puh akan tertumpah dalam perjalanan mereka menuju kebebasan yang hakiki.
"What the fuck did i just watch?!" merupakan reaksi pertama yang gw keluarin habis nonton Django Unchained. Entah apa yang merasuki Tarantino sampai bisa ngebikin film koboi ngehe begini, yang jelas, Tarantino sukses mengaduk2 perasaan dan emosi viewers-nya selama durasi Django Unchained jalan. Dibuka dengan opening scene-nya yang megah tapi suram dan ditemani opening theme 'Django' yang asli, Quentin Tarantino mengajak para penontonnya untuk jalan2 di dunia western bikinannya yang bener2 mengeluarkan aura slavery dark age jaman dulu yang begitu kuat dan menyeramkan, ngebikin penontonnya merasa emang berada di dunia western Tarantino yang emang aneh dan geblek.
Kalo Sergio Leone itu udah kayak pencetusnya Spaghetti Western, maka Quentin Tarantino in my very-very humble opinion adalah pencetus Tarantino Western. Gaya2 direski yang gila serta script cerita yang sakit-khas Tarantino itu emang berasa banget di Django Unchained. Kualitas dialog, serta penempatan twist dan 'unexpected shit happens' lagi2 berperan penting dalam film ini, maksud gw, dialog2 yang ada di Django itu emang bener2 membangun mood kita jadi tegang dan ngebangun aura suspense yang begitu gelap, suspense? buat gw, film Tarantino yang paling banyak Suspense-nya itu ya Inglourious Basterds, siapa sih yang bisa lupa opening scene-nya yang bikin mata penontonnya melotot sambil keringetan darah, Django dalam masalah suspense emang setingkat dibawah Basterds dan setingkat di atas Kill Bill, tapi, untuk masalah bagian twist dan 'unexpected shit happens', Django Unchained setingkat lah diatas Basterds, twist yang ada di film2 Tarantino itu jarang bener ketebak, apalagi kalo sampe ada scene 'unexpected shit happens', Django Unchained sukses memainkan 3 unsur penting itu dalam urusan menghibur penontonnya. Sampe sekarang gw masih keingetan adegan manusia meledak, itu adegan udah kayak mengeras, melekat, dan kemudian membatu di kepala gw, wtf bener deh. Oh iya, Kualitas dialog udah, twist udah, 'unexpected shit happens' udah, terus apa lagi dong? Oh iya, ACTION!
Sampe sebelum gw nonton Django, film Tarantino yang menurut gw paling banyak berisi sekuens action itu ya Kill Bill Vol.1. Bitch please, siapa sih yang bisa lupa adegan The Bride ngelibas seluruh anggota Gogo and The Crazy's 88, dan buat gw, Kill Bill Vol.1 adalah film yang paling kaya variasi teknik dari segi teknikalitas, Kill Bill Vol.1 itu memiliki sekuens anime, jalan cerita yang non-linear, teknik superimpose serta freeze-frame yang faktap, dialog2 yang nyentrik, penempatan ritmik lagu yang ngepas sama adegannya, dan lagi2, 'unexpected shit happens', Tapi, yang paling gw sukai dari Kill Bill Vol.1, itu adalah sekuens actionnya sendiri yang bener2 sadis tapi menawan, Tarantino ngebuat sekuens perkelahian seharusnya sadis dan nge-gorefest sekali, malah terlihat jadi artsy dan menawan, why? karena Tarantino make tone warna hitam putih doang disitu, dengan ngerubah tone warna di sekuens itu, otomatis Tarantino me-reduce alias menurunkan tensi kesadisan yang ada di Kill Bill, sekuens yang seharusnya menjijikan itu mendadak berubah jadi adegan yang penuh dengan feel revenge yang indah dan ngebuat penontonnya makin bersemangat ngeliat si The Bride nebas2 kaki para anggota Gogo and The Crazy's 88.
Guys....masih inget ini? |
Tapi lain Kill Bill, lain Django. Django Unchained itu sukses menyuguhkan suatu cinematic action-gorefest experience paling gila ke penontonnya, tingkat kesadisannya itu emang gak karuan, dan ngebikin tiap detik adegannya sendiri memorable dan mengeras di kepala penontonnya. Kalo Kill Bill Vol.1 me-reduce graphic violence-nya dengan ngubah tone warna jadi item putih, maka Django Unchained malah menaikan tingkat graphic violence-nya dengan standart sadis setinggi2nya. Supaya gambarannya jadi lebih jelas, pernah nonton The Killer? (1989, John Woo), kalo pernah, coba lu inget2 lagi adegan pas Chow-Yun Fat ama Danny Lee tembak2an ama anggota triad di dalem gereja, buat gw, The Killer itu berhasil menghadirkan cinematic action-experience yang emang faktap luar biasa, entah berapa kali gw tepuk tangan sambil ketawa kehebohan ngeliat Chow Yun-Fat jungkir balik nembak2in anggota triad, dan entah berapa kali juga emak gw geleng2 kepala nemanin gw nonton The Killer, dan menurut gw, Django Unchained untuk sekuens actionnya mirip The Killer, bukan mirip lagi sih, tapi emang ngambil homage dari The Killer. Kemudian, bayangin gini, adegan action The Killer yang luar biasa fucking-awesome itu ditambahin gore-fest dimana2, muncrat darah disana-sini, orang teriak2 kesakitan masih aja ditembakin, minggir deh Kill Bill, Django Unchained itu film-nya Tarantino yang paling, brutal, sadis, dan lot's of bom-bom didalemnya.
Di atas udah berapa kali gw nulis 'unexpected shit happens', 'unexpected shit happens' itu ialah suatu kejadian tak terduga yang biasanya sering muncul di film2nya Tarantino, 'unexpected shit happens' kalo mau dijelasin pake bahasa film kayak gini deh: Kalo lu pernah nonton film2 macam Die Hard, Star Wars, LOTR, dan film2 lainnya, lu biasanya bakal mau ikut sama stukturisasi naratif linear dan mau2 aja tunduk nurut sama sang pembuat filmnya, script linear yang lu liat itu udah jadi kayak makanan sehari2 lu dan udah jadi rutinitas, tapi si Tarantino itu tahu betul gimana cara ngebikin elu shock dan menampar lu kuat2 di pipi dengan cara ngubah hasil dari ekspektasi yang elu persiapkan, persepi lu bakal dibikin jadi fucked-up ama ini sutradara sinting. Contoh mudahnya kayak adegan paling geblek di Pulp Fiction, Butch ketemu seseorang di apartmen, ekspektasi yang elu persiapkan ialah, lu mungkin beranggapan bahwa mereka berdua akan berjabat tangan, maaf2an, lalu keluar dari apartemen, tapi kenyataanya? BOOM, lu baru aja menyaksikan 'unexpected shit happens', dan lewat Django Unchained, Tarantino lagi2 ngebikin gw kaget lewat adegan 'Manusia Meledak'nya yang luar biasa brilian itu.
Django Unchained berakhir dengan sebuah feel climax yang keren gila. Basic dan poten ceritanya sih simpel, tentang seseorang yang ingin menyelamatkan tuan putri, tapi dengan gaya direksinya yang begitu unik, menawan, quirky, dan gorefest yang sadis, mau tidak mau malah membuat isi filmnya sendiri yang seharusnya simpel itu malah mendadak jadi makin geblek, gila, dan absurd. Karya terbaik Q.T? oh jelas engga lah, karya terbaiknya IMO itu masih Reservoir Dogs, Pulp Fiction di urutan ke-2, dan Jackie Brown di urutan ke-3, tapi berkat kegilaan yang ada di Django Unchained, Django Unchained berhasil menapaki jalannya di daftar film Tarantino favorit gw, membuat Django Unchained bertengger di posisi ke-3, dan membuat Jackie Brown turun ke posisi ke-4. Django Unchained itu sebuah film yang harus lu tonton sesegera mungkin, kenapa? karena kapan lagi ada adegan manusia meledak bisa dibikin se-apik itu, dan kudos deh buat Tarantino yang udah mau ngeletakin homage The Good, The Bad, and The Ugly di penghujung film, sebuah homage yang bakal ngebikin Eli Wallach teriak son of a bitch nyaring2 ke Quentin Tarantino dan Samuel L. Jackson.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletenice view on why reservoir is ur number one. gak ketebak yang sebenarnya ketebak hehe. but sebagai salah satu pengagum qt, imo...
ReplyDelete1. pulp (undefeated. inplicit and funny af!, greatest dark comedy movie of all time)
2. kill bill (piece of an art, komplit dan mendebarkan.)
3. jackie brown! (drama lord)
but stil, NICE FCKINGGGG REVIEWWW!!! cheers