Ted Kramer (Dustin Hoffman) tiba-tiba ditinggalkan oleh istrinya, Joanna Kramer (Meryl Streep) entah karena alasan apa. Mendadak ditinggalkan oleh istrinya, Ted pun mau tidak mau terpaksa menjadi seorang single-parent dadakan atas anaknya, Billy Kramer (Justin Henry), dan melakukan multi-tasking tingkat dewo, yakni menjadi seorang pekerja kantoran super sibuk, sekaligus menjadi bapak rumah tangga yang ngurus anak sekaligus masakin french-toast buat anak-nya tiap pagi. Sampai pada satu kali waktu, Joanna pun meminta hak asuh atas anaknya yang selama ini ia tinggalkan. Ted yang udah ngurus si Billy selama Joanna pergi menolak tawaran Joanna, dan melakukan pernyataan perang ,pengacara pun disewa, dan sidang pun akan segera dijalankan. Siapakah yang berhak memiliki hak asuh atas Billy si bocah unyu2 innocent itu? Ted Kramer,atau Joanna Kramer?
Dari premis cerita diatas udah jelas,bahwa film ini akan menjadi sebuah film yang menceritakan kisah pertarungan hidup dan mati. Ah, sepertinya kalimat hidup dan mati itu agak sedikit terlalu berlebihan, tapi sebenarnya memang jelas, bahwa perebutan hak asuh anak itu ibarat pertempuran gladiator disebuah arena pertempuran yang berdarah-darah (berdarah-darah cui, no kidding) Sang mantan suami dan sang mantan istri berperan sebagai gladiator, para pengacara yang disewa menjadi pelatih gladiator, Hakim adalah raja yang menyaksikan pertempuran mereka, dan para juri adalah penontonnya, analogi ruang pengadilan memang seperti itu. Tapi sebenarnya,Kramer Vs Kramer bukanlah courtroom drama macam 12 Angry Men yang dibalut dengan tetesan air mata murahan khas soap opera tahun 70an, tidak juga menghadirkan sebuah film berdurasi 105 menit yang isinya hanyalah dialog2 murahan dan cheesy yang mewakilkan hawa nafsu dan ego kedua belah pihak yang berebut hak asuh, Kramer Vs Kramer tidaklah sedangkal itu. Film garapan Robert Benton ini tidak memamerkan sisi gelap kedua belah pihak orang tua yang berebut hati sang anak, melainkan, yang Robert Benton hadirkan di Kramer Vs Kramer adalah sebuah ikatan abadi, antara ayah-ibu-anak yang tidak terpisahkan. *Nyoba2 nulis gaya2 Poetic, tapi gagal*
Bila elu menduga bahwa narasi yang dihadirkan oleh film ini diambil dari sudut pandang kedua belah pihak, yaitu sudut pandang Ted Kramer dan sudut pandang Joanna Kramer dalam usaha mereka berebut hati si anak, maka eskpektasi lo yang sudah lo setting sebelum lo nonton film ini gw sarankan agar segera elo gugurkan. Pasalnya, sepanjang film ini berlangsung, Kramer Vs Kramer lebih memfokuskan hubungan ayah-anak antara Ted dan anaknya Billy yang ditinggal pergi oleh ibunya ketimbang menceritakan cerita busuk menghalalkan segala cara berebut anak. Situasi sehari-hari yang dialami oleh Ted dan Billy tergambar secara sederhana, poetic, dan indah sekaligus hampa kalo dipikir2, mengingat kebencian Ted akan Joanna dan kerinduan hati Billy akan sang ibu membuat efek emptiness dan feel galau kepada penonton, layaknya seorang tukang becak yang galau mau belok ke kiri ato belok ke kanan, feel begituan deh bakalan lu rasain sepanjang durasi Kramer Vs Kramer jalan.
Chemistry yang dihasilkan antara Dustin Hoffman dan Justin Henry bener2 luar biasa memukau, absorbing lah. Hubungan ayah-anak yang natural tergambar secara dramatis namun dengan kesan yang engga dilebih2kan itu tertangkap secara perfectly di ini film, serius dah, nonton Kramer Vs Kramer itu lu harus siap2 berhadapan dengan banyaknya adegan emosional yang bertebaran di sana-sini, karena terlalu banyak sekuen dan adegan yang bakal mengaduk2 emosi dan jiwa lewat shot2nya yang kelam, menyedihkan, mengharukan, and more even bakalan bikin lu mewek. Buat cowo dan cewe, siap2 deh dihujani sama adegan2 emosional yang bakal ngebikin manly tears dan girly tears kalian bakalan keluar. Salah satu scene yang paling bikin gw terharu adalah saat abang Dustin Hoffman lari2 ngegendong anaknya ke rumah sakit, si bocah tengik yang lagi kesakitan gegara badannya jatuh terus mukanya ketusuk ama sayap pesawat mainan cuman bisa mengeluh kesakitan sementara sang ayah lari kayak orang yang lagi dikejar setan, ngingetin gw ama scene di Reservoir Dogs pas Mr.Pink dikejar2 ama polisi, sayang, videonya kagak ada yutub, terpaksa cuman mampu nongolin gambarnya aja dah:
Overall, Kramer Vs Kramer adalah sebuah film drama keluarga yang gak sekedar average family drama dan kagak kayak biasanya. Performa Dustin Hoffman sendiri mungkin harus gw beri nilai 9 berkat aktingnya disini yang bener2 memukau dan bermain sebagai orang tua yang engga sempurna secara sempurna, sosok ayah kebanyakan orang yang memiliki secuil kelebihan, namun memiliki beribu2 kelemahan dan kekurangan. Spotlite penuh Hoffman disini menjadi kunci dominasi film ini lewat tatapan matanya yang mencoba memberitahu penonton bahwa sebenarnya apa yang sudah dipersatukan tidak boleh dipisahkan, itu semuanya hanyalah bullshit belaka, lewat tatapan Dustin Hoffman, terlihat dengan jelas sebuah penyesalan dan sebuah perasaan emosi akan sebuah ketidakadlian dan kesuraman hidup yang akan segera dia hadapi. Tatapan mata Dustin Hoffman yang bener2 ah setan, gw kehabisan kata2 dah, pokoknya, tatapan mata Dustin Hoffman itu, terrific.
NOW THIS IS WHAT I CALL AN EXCELLENT REVIEW!
ReplyDelete