Ini film pertama yang gw bingung gimana cara nulis sinopsisnya,suer,gw 1 jam dalam wc memikirkan kata2 dan kalimat apa yang pas untuk bikin sinopsis 12 Angry Men,tapi masih tetap terpaku dan terdiam bingung sampai saat ini,suram memang kalau reviewer labil macam gw mau nulis sinopsis film,tapi bikin review film tanpa sinopsis itu haram hukumnya,jadi ya apa boleh buat.....
12 Juri sedang berkumpul dalam suatu ruangan dan mencoba berdiskusi dalam menentukan nasib seorang anak yang dituduh membunuh ayahnya sendiri,voting dilakukan,11 dari ke 12 juri beranggapan bahwa sang anak itu bersalah,namun 1 orang juri,yaitu juri no.8 mengatakan bahwa anak tersebut tidak bersalah,merasa tidak terima,ke 11 juripun berusaha menyakinkan juri no.8 agar merubah hasil votenya yang mengatakan bahwa sang anak tidak bersalah,bukannya terpengaruh,juri no.8 malah mulai memberikan bantahan dan argumen yang sangat masuk akal dan dapat membalikan keadaan,siapakah yang terpengaruh,apakah hasil vote dan statement masing2 juror akan berubah,apakah juri no.8 berhasil merubah hasil pemikiran dan justifikasi tiap2 juri?
12 Angry Men yang gw kira hanyalah film courtroom drama biasa ternyata salah,malah menurut gw,12 Angry Men merupakan sebuah film terhebat yang pernah diciptakan untuk ukuran tahun 1957,bayangkan dengan setting super minim yang hanya dalam sebuah ruangan kecil itu,ketegangan seperti naik Roller Coaster selama 1 setengah jam berhasil dipenuhi oleh film yang dibintangi dan diproduseri oleh Henry Fonda ini,1 setengah jam itu waktu yang cukup untuk sebuah film,namun bayangkan kalau sebuah film settingnya cuman berputar2 diruangan itu2 aja,gimana ga bosen,pernah nonton The Raid?,kalau anda pernah nonton The Raid,coba gantikan adegan aksi bertarungnya yang gila itu dengan dialog2 tajam dan gedung fiktif yang ada di The Raid itu gantikan dengan sebuah ruangan kecil yang memiliki 2 buah wc,1 meja,dan 12 kursi,maka 12 Angry Men adalah The Raid versi sopan dimana pukulan dan tendangannya berhasil dirubah oleh susunan kata2 yang abstark dan mind-twisting logic yang membuat kita terperangah.
Perspektif,pendapat serta konsep diri masing juri digambarkan secara ekstrim dalam 12 Angry Men,dimana setiap juri memiliki konsep kebenaran masing2,entah darimana konsep kebenaran tiap2 manusia itu berbeda,gw sendiri engga setuju dengan yang namanya Hukuman Mati macam kursi listrik,hukuman gantung dan hukum ditembak,secara itu pointless dan cuman pembunuhan yang dilakukan pemerintah,namun apakah semua setuju sama pendapat gw?,atau masalah Alexader Aan yang gara2 ngaku ateis dimasukin penjara gara ga ngakuin Tuhan itu ada,gw sendiri ga setuju dengan Aan yang dimasukin ke penjara secara menjadi Atheist itu free will dan kehendak bebas seseorang,apa semua orang setuju juga ama pendapat gw yang 1 ini,lagi2 masalah konsep kebenaran manusia yang berbeda2 yang didapatkan entah dari masa kecil yang suram,kebencian terhadap kejahatan,atau malah kepahitan terhadap orang tua,dan lain2,masalah personal,masalah individual kita kadang mempengaruhi konsep keadilan dan konsep kebenaran kita sendiri,orang lain boleh menghalalkan tindakan kejahatan yang dilakukannya sendiri atas dasar humanisme dan belas kasihan terhadap yang lemah,namun dimata kebenaran,dimata hati nurani,dimata kita sendiri,apakah yang dilakukan orang itu benar atau salah,sampai manakah konsep justifikasi personal mempengaruhi kemampuan kita untuk membedakan mana yang benar atau mana yang salah,apakah kebencian kita terhadap sesuatu di masa lalu dapat mempengaruhi hidup mati seseorang?,sudah benarkah konsep justifikasi personal kita di mata Lady Justice yang menutup matanya sambil memegang timbangan?,saat perasaan pribadi mempengaruhi tindakan seseorang dalam mengambil suatu keputusan,somehow 12 Angry Men berhasil menarik tema yang sangat jarang dibicarakan orang ini menjadi sebuah film yang bisa dikatakan,film dengan dialog terhebat yang pernah diciptakan oleh umat manusia.
12 Angry Men,sebuah pencapaian terhebat dalam bentuk sebuah film,tiap2 dialognya entah kenapa tidak membuat gw merasa bosan,setting ceritanya yang hampir real time membuat gw merasa duduk di kursi,dan ikut menyuarakan pendapat terhadap nasib anak malang yang dituduh membunuh sang ayah,Henry Fonda benarlah hebat saat bermain disini dalam usahanya menyakinkan ke 11 juri lain agar menyatakan bahwa sang anak tidak bersalah,ke12 karakter yang berbeda disatukan dalam suatu ruangan dan dalam suatu ruangan itu,mereka dilanda kegalauan akan nasib seorang bocah yang nyawanya diujung tanduk,mereka harus memutuskan apakah anak itu akan mati atau tidak,12 Angry Men menurut gw bukanlah judul film yang pas untuk film yang katanya gagal secara komersil di awal2 perilisannya ini,12 Man with reasonable doubt barulah merupakan judul yang pas untuk mengekspresikan kegundahaan yang dialami ke 12 juri ini,setiap kebusukan,kegalauan,kerisauan karakter di tonjolkan secara 1-1 dengan gilanya oleh sang sutradara,setelah film ini berakhir,gw cuman bisa melongo sambil senyum2 olga didepan layar laptop sekaligus baru sadar duit gw didompet tinggal 400.000,bahwa sebenarnya,pembenaran dengan kebenaran itu merupakan 2 kata yang antonim dan tidak sinonim,pembenaran dengan kebenaran itu berbeda...."pembenaran adalah pembenaran,kebenaran adalah kebenaran,pahami bedanya mot",ucap seorang tua terhadap gw saat gw masih berumur 13 tahun,sigh.
pinanya rami,,,
ReplyDeleterami banar wal ae,cobaija tonton
DeleteDimana downloadnya wal...?
ReplyDeletedi torrent banyak bro, cari aja, soalnya film lama jarang ada di ganool/downloadfilem
Deletehttps://johnsfilmreview.blogspot.com/2018/06/the-12th-man-2017-review.html?showComment=1529998698027#c8525319719616297153
ReplyDelete
ReplyDeleteIni film pertama yang gw bingung gimana cara nulis sinopsisnya,suer,gw 1 jam dalam wc memikirkan kata2 dan kalimat apa yang pas untuk bikin sinopsis 12 Angry Men,tapi masih tetap terpaku dan terdiam bingung sampai saat ini,suram memang kalau reviewer labil macam gw mau nulis sinopsis film,tapi bikin review film tanpa sinopsis itu haram hukumnya,jadi ya apa boleh buat..yidio And zmovies
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete